June 13, 2015

Berdalih Cari Makan, 4 Anak Punk Diamankan Satpol PP Kampar


BeritaKampar.com, Hukrim - Terkesan pilih kasih dalam meneggakkan Perda, Satpol PP Kampar kembali buat pencitraan dengan mengamankan 4 orang anak Punk. Keempat anak tersebut di amankan Satpol PP Kampar saat sedang ngamen berjuang mencari makan di pinggiran jalan dengan bernyanyi kepada tiap kenderaan yang berhenti dilampu merah di depan Balai Bupati Kampar pada Jumat  (12/6/15).

Penangkapan anak Punk oleh Satpol PP Kampar ini, dilakukan karena merusak pandangan dan ketertiban di dalam kota, padahal keberadaan mereka adalah akibat dari kerasnya mencari kehidupan di negeri ini serta susahnya mencari makan, seharusnya dinas terkait lebih aktif lagi bukan hanya menangkap, namun dilakukan pembinaan yang mendalam agar permasalahan ini bisa menyetuh kepada dasar dari sebuah masalah, bukan dengan cara mengumbar dan menangkap anak punk yang ada di jalan.

Firdaus, penyidik sipil di Satpol PP Kampar, ketika dijumpai di rungannya Jumat (12/6/15) menungkapkan kalau masyarakat  tidak suka melihat aksi anak anak Punk ini, makanya keempat anak Punk ini kita amankan.

Di tambahkannya keempat anak punk ini berasal dari Bukittinggi ingin menuju Pekanbaru, sampai di Bangkinang mereka berhenti untuk melakukan aksinya dengan meminta-minta uang kepada pengendara yang berhenti di lampu merah dengan alasan sedang lapar. 

Melihat mereka ada di pinggiran jalan anggota Satpol PP Kampar langsung menangkap serta membawa keempat anak Punk ini kekantor untuk di periksa dan dibuat perjanjian supaya tidak mengulangi pekerjaannya, Keempat anak ini berinisial, As (20), Ar(18), Ad(14), Fd (20), ujarnya 

Di kesempatan yang bersamaan, salah seorang anak Punk, berinisial As (20) mengungkapkan,kalau dirinya merasa nyaman, senang sebab di kampung kami tidak sekolah dan mempunyai biaya untuk sekolah serta orang tua kami tidak peduli akan kehidupan kami, dan jiwa solidaritas dan ke kompakan adalah Motto kami.

Di sini kami bisa  merokok satu batang bersama, makan satu piring bersama, itu yang membuat kami enjoy dan santai tanpa ada yang marah dan memaki kami dan kami tidak merepotkan orang tua. 

Makanya kami lebih memilih hidup di jalan, toh kami cari untuk sesuap nasi yang hanya makan satu hari bukan cari kaya. Napa kami di tangkap polos, tutupnya (kim)